– Berbohong.
– Berbohong dan berbohong.
– Berbohong, berbohong dan berbohong.
– Berbohong, berbohong, berbohong dan mempercayai kebohongannya sendiri seakan suatu kebenaran.
– Berbohong, berbohong, berbohong, mempercayai kebohongannya sendiri seakan suatu kebenaran dan mengajak orang lain untuk mempercayainya.
– Berbohong, berbohong, berbohong, mempercayai kebohongannya sendiri seakan suatu kebenaran dan mengajak orang lain untuk mempercayainya serta menuliskannnya dalam sebuah tulisan atau menjadikannya sebuah kitab.
Itulah tingkatan-tingkatan kebohongan.
Berbohong, berkilah, bersilat lidah, beradu argumentasi, dan menipu manusia itu mudah, tapi realita tidak bisa dipungkiri dan Allah tidak bisa dibohongi!
BOHONG ITU HARAM MENURUT ISLAM
Pada dasarnya berbohong atau berkata dusta
atau berperilaku tidak jujur haram hukumnya dalam Islam. Al Quran dan al hadits
secara tegas mencela mereka yang suka berbohong.
Al Quran menganggap berbohong adalah perilaku
orang yang tidak beriman.
إنما يفتري
الكذب الذين لا يؤمنون بآيات الله وأولئك هم الكاذبون
Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan
kebohongan, hanyalah oran gyang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan
mereka itulah pembohong. (QS An Nahl 16:105)
Rasulullah menegaskan haramnya berdusta dan
menjadi salah satu tanda orang munafik:
آية المنافق ثلاثة : إذا حدث كذب , وإذا وعد أخلف , وإذا اؤتمن خان
Artinya: Tanda orang munafik ada tiga:
berkata bohong, ingkar janji, mengkhianati amanah (HR Bukhari; Muslim).
KAPAN BOLEH DUSTA
Ada saat dan kondisi tertentu di mana
berbohong itu dibolehkan. Yaitu, di saat terpaksa dan dalam situasi darurat.
من كفر بالله
بعد إيمانه إلا من أكره وقلبه مطمئن بالإيمان. ولكن من شرح بالكفر صدراً فعليهم غضب من الله ولهم عذاب عظيم
Artinya: Barangsiapa kafir kepada Allah
setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi
orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya
dan mereka akan mendapat azab yang besar. (QS An Nahl 16:106)
BOLEH BOHONG DALAM 3 (TIGA) PERKARA
Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin
jilid IV/284 mengutip sebuah hadits Nabi yang membolehkan seseorang berdusta
dalam 3 (tiga) perkara:
ما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يرخص فى شئ من الكذب
إلا قى ثلاث: الرجل يقول القول يريد به الصلاح، والرجل يقول القول فى الحرب، والرجل يحدث امرأته، والمرأة تحدث زوجها
Artinya: Rasulullah tidak mentolerir suatu
kebohongan kecuali dalam tiga perkaran: (a) untuk kebaikan; (b) dalam keadaan
perang; (c) suami membohongi istri dan istri membohongi suami (demi
menyenangkan pasangannya).
Dalam hadits lain yang serupa dikatakan
كل الكذب
يٌكتب على إبن آدم لا محالة إلا أن يكذب الرجل فى الحرب فإن الحرب خدعة أو يكون بين الرجلين شحناء فيصلح بينهما أو يحدث امرأته فيرضيها
Artinya: Setiap kebohongan itu terlarang
bagi anan cucu Adam kecuali (a) dalam peperangan. Karena peperangan adalah tipu
daya. (b) menjadi juru damai di antara dua orang yang sedang bertikai; (c)
suami berbohong untuk menyenangkan istri.
Jadi, bersifat jujur adalah wajib bagi
seorang muslim. Karena itu, bohong atau berkata dusta adalah haram. Namun
demikian, dalam situasi tertentu bohong dibolehkan (ditolerir). Misalnya, dalam
keadaan terpaksa. Atau dalam beberapa situasi yang di mana berbohong justru
akan membawa kebaikan dibanding kalau berkata jujur. Seperti untuk menyenangkan
istri dengan mengatakan masakannya enak, walaupun sebenarnya tidak enak, dst.
0 komentar
Posting Komentar