Usaha Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim

 

Perubahan iklim secara global saat ini telah terjadi. Perubahan iklim ini merupakan akibat dari proses pemanasan global. Efek rumah kaca yang merupakan fenomena alam ditenggarai sebagai penyebab peningkatan suhu bumi. Perubahan iklim global terjadi karena atmosfir bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia. Gas rumah kaca adalah gas karbon dioksida (CO2) dan gas metan (CH4). Gas CO2 dihasilkan akibat proses pembakaran bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menciptakan energi dan juga akibat penebangan serta pembakaran hutan. Gas CH4 terjadi akibat aktivitas persawahan, peternakan dan pembuangan sampah.
Kesadaran tentang perubahan iklim global dan dampaknya terhadap kehidupan manusia harus ditingkatkan di semua lapisan masyarakat, baik mereka yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Semua orang harus disadarkan dari kenyataan bahwa kita semua sebenarnya telah memberi kontribusi dalam terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
Dampak perubahan iklim global saat ini telah dirasakan di Indonesia, antara lain :
·         Terjadinya peningkatan temperatur sekitar 0,03 oC per tahun
·         Terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 2 hingga 3 % per tahun
·         Kenaikan permukaan air laut sekitar 0,57 cm per tahun
·         Makin meluasnya daerah yang mengalami banjir dan tanah longsor
·         Meningkatnya kejadian penyakit-penyakit menular seperti DHF, Malaria, Diare, Cholera, Thypoid, ISPA dan sejenisnya
·         Terjadinya musim panas yang berkepanjangan sehingga menyebabkan kelangkaan air
·         Terjadinya banjir dan tanah longsor secara tiba-tiba
Setiap masyarakat Indonesia dapat berperan aktif untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. Berikut ini adalah beberapa contoh tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh setiap orang, antara lain :
1.             Melakukan konversi penggunaan bahan bakar fosil (bensin, minyak tanah) dengan bahan bakar gas. Pengunaan bahan bakar gas akan menghasilkan emisi gas CO2 yang lebih rendah, sehingga dapat mengurangi polusi udara.
2.             Menanam pohon di halaman rumah kita. Bagi yang tidak memiliki pekarangan, maka dapat menanam pohon dalam pot-pot atau kaleng bekas. Pohon atau tanaman pada siang hari menghasilkan gas oksigen (O2) yang berasal dari proses respirasi dan fotosintesis.
3.             Membuat sumur-sumur resapan (infiltration gallery) di pekarangan rumah. Sumur resapan sangat bermanfaat untuk meresapkan dan menyimpan air hujan di dalam tanah, sehingga air hujan tidak langsung terbuang dan mengalir ke sungai atau saluran drainase.
4.             Membuat lubang biopori di halaman rumah, taman  maupun lapangan terbuka. Biopori sangat bermanfaat untuk mencegah banjir dan mengolah limbah organik rumah tangga menjadi kompos. Biopori dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas air tanah dan menyuburkan tanah (fertilizer).
5.             Hemat pemakaian air. Kurangi frekuensi mencuci kendaraan dengan menggunakan air bersih. Tutup keran apabila sedang menggosok gigi atau menyabuni pakaian, badan atau piring. Perbaiki pipa air yang bocor, hindari tumpahnya air dari tangki penyimpanan (reservoir).
6.             Hemat pemakaian kertas. Jangan membuang kertas yang hanya terpakai satu sisi, karena dapat digunakan untuk kertas buram atau catatan. Gunakan kertas bekas (recycle paper) untuk mencetak (print) draft surat atau draft dokumen.
7.             Ruangan yang menggunakan alat pendingin udara (AC) sebaiknya diatur suhunya antara 22 oC hingga 25 oC. Peliharalah filter pada AC anda dan bersihkan secara berkala. Filter udara yang bersih dapat mengurangi jumlah emisi CO2 dalam setahun.
8.             Gunakan bola lampu yang hemat energi. Walaupun harganya lebih mahal dari lampu biasa, tetapi dapat menghemat listrik karena hanya menggunakan seperempat dari listrik yang dipakai oleh lampu biasa untuk menghasilkan cahaya yang sama terangnya.
9.             Belilah perlengkapan elektronik  rumah tangga dan kantor yang hemat energi. Mungkin harganya sedikit lebih mahal, tetapi pada akhirnya lebih hemat karena tagihan listrik bulanan lebih rendah.
10.         Jangan membuka pintu lemari es terbuka terlalu lama. Makanan panas jangan langsung dimasukkan ke dalam lemari es. Kedua hal tersebut akan meningkatkan suhu di dalam lemari es, sehingga diperlukan energi yang cukup besar  untuk menurunkan suhu  kembali.
11.         Putuskan aliran listrik televisi, video, radio dan komputer saat tidak digunakan dan jangan membiarkannya dalam kondisi stand by. Sekitar 10% hingga 60 % energi listrik masih terkonsumsi oleh peralatan listrik yang dimatikan, namun kabel listriknya masih menyambung dengan sumber listrik.
12.         Matikan komputer, printer dan mesin foto copy  jika tidak dipakai. Jangan biarkan peralatan kantor tersebut dalam keadaan hidup, terutama saat kita akan mengikuti rapat atau istirahat makan siang.
13.         Kurangi penggunaan kendaraan pribadi (motor, mobil), beralihlah menggunakan sarana transportasi umum (busway, kereta api, mikrolet, kopaja, taxi) untuk jarak yang lebih jauh. Untuk jarak pendek dan pergi berbelanja, cobalah berjalan kaki atau naik sepeda. Berkendaraanlah bersama teman atau teman kerja, jangan sendirian.
14.         Kurangi pemakaian kantong plastik. Bawalah kantong/tas Anda sendiri pada saat berbelanja. Jangan buang kantong plastik ke tanah, karena akan membutuhkan waktu lebih dari 500 tahun untuk menguraikan plastik di dalam tanah.
Upaya-upaya tersebut di atas merupakan bentuk perbuatan/aksi nyata yang dapat dilakukan oleh semua orang dalam rangka menghadapi dampak perubahan iklim global. Masyarakat perlu dimotivasi untuk tanggap (concern)  dan ikut memikirkan tentang masalah-masalah global. Pemikiran secara global ini harus diikuti dengan tindakan/perbuatan nyata di lingkungan sekitar kita dan harus dilakukan sekarang juga.

0 komentar

Posting Komentar