Orientasi :
Tak Kemal Maka Tak Sayang adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 16 Oktober 2014. Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi, serta diproduseri oleh Dhamoo Punjabi dan Manoj Punjabi. Film ini menceritakan tentang kisah percintaan Kemal yang absurd dan kocak.
Tafsiran :
Kemal (17thn), pelajar SMU dari Samarinda yang pengen banget dapet
gebetan cantik. Sayangnya, ia seorang yang absurd, spontan, susah fokus
apalagi ditebak! Ini menyebabkan dirinya berulang kali gagal dalam
percintaan, khususnya dalam hal “nembakcewe” (menyatakan cinta)..
Wuiiihhhh.. Sakiitt !! Pijiittt !! Brutal !! Fatal !!
Nah masalahnya adalah, cewe yang sangat ingin ia tembak ialah Ramdan!!
Raisya (17 thn), gadis tercantik di sekolahnya. Dan sayangnya, Raisya
adalah pacar Nanda (18thn), cowo GGS- Ganteng-Ganteng Sering galau..
yang keren, macho sekaligus jagoan disekolahnya.. Wuiiihhhh..
Sakiitt !Pijjiitt ! Brutal ! Sadiss Cyinn !
Usaha Kemal dalam menarik hati Raisya pun, berbuntut pada duel antara
dirinya dengan Nanda. Dibantu Khalil (17thn), teman dekatnya, Kemal
berhasil mengalahkan Nanda dengan cara yang unik !!
Faigk!! Setelah menang, Kemal memberanikan diri nembak Raisya. Dan
hasilnya ?100 % Totally Disaster !! Kemal ditolak mentah setengah mateng
oleh Raisya karena dianggap terlalu agresif, Kemal pun kecewa abiezzz
men..Dan sakitnya tuh disini..#nepok dengkul.Wuihhh.. Sakiitt !!
Pijitt !! Brutal Uuull !!
Lulus dari SMU, Kemal pindah ke Jakarta dan kuliah dikampus kesenian,
jurusan teater. Ia berteman dengan Jovial (21 thn) dan Hifdzi (21 thn),
dua mahluk yang sama-sama absurd, spontan dan unik seperti dirinya.
Lagi-lagi, disitupun ia jatuh cinta pada Putri (21 thn), lawan mainnya
dalam pentas drama Romeo dan Juliet. Dibantu kedua temannya, Kemal
mendekati Putri meski ia tak mau terlalu agresif karena takut gagal
seperti dulu. Di sisi lain, Putri justru berharap Kemal lebih agresif
menyatakan cintanya.
Konflik percintaan ini berlanjut hingga suatu saat Kemal menyadari bahwa
ia tidak harus bersikap pasif terhadap Putri. Segera ia menembak Putri.
Namun sayang. Ternyata Putri sudah memilih pria lain karena Kemal
terlalu pasif selama ini. Kegagalan ini membuat Kemal putus asa bahkan
sampai mengurung diri dan tertekan selama sekian waktu. Hingga ia diajak
teman-temannya ke sebuah acara .... Stand Up Comedy. Disana, Kemal
melihat sebuah jalan untuk bisa mendapatkan wanita yang
diidam-idamkannya, yaitu dengan menjadi orang terkenal lewat panggung
Stand Up Comedy. Akhirnya Kemal mengikuti audisi acara kejuaraan Stand
Up Comedy.
Evaluasi :
Tak
Kemal Maka Tak Sayang membawa penonton ke babak kehidupan Kemal Palevi
jauh sebelum dirinya tenar di panggung stand up comedy. Diperkirakan
akan menjelma sebagai sebuah tontonan garing kriuk-kriuk, Tak Kemal
Maka Tak Sayang justru membuat saya kecele dengan sajiannya yang
memiliki kandungan hiburan mencukupi. Memang secara garis cerita film
tidak dikaruniai keistimewaan, plotnya klise dan begitu mudah ditebak
kemana akan bermuara, tetapi apa yang membuat Tak Kemal Maka Tak Sayang
terasa unggul ketimbang film sejenis adalah ketepatan dalam pengaturan
‘comic timing’. Fajar Bustomi (Slank Nggak Ada Matinya, Remember When)
memahami betul waktu yang dirasanya sesuai untuk melontarkan
lawakan-lawakan kreasi Kemal dan Jovial da Lopez sehingga ketika ‘bom’
dijatuhkan ada dampak kuat yang dirasakan sehingga secara otomatis
ledakan tawa pun terpantik. Bagusnya, tidak sedikit pula guyonan – walau
masih berkutat di area slapstick – yang kemunculannya dari suatu adegan
yang bisa jadi tidak kamu duga sebelumnya... dan ini berhasil. Alhasil,
penonton pun sukses digiring memasuki momen-momen penuh kegilaan yang
menyenangkan di sini.
Tentu,
tidak semua candaan disasarkan secara tepat. Ada pula yang meleset.
Bahkan film pun kehilangan magisnya ketika klimaks dibungkus sekenanya,
cenderung terburu-buru, menggantikan adegan puncak yang memungkinkan
Kemal Palevi untuk bersinar terang lewat gaya lawakannya dengan
sederetan footage. Sungguh sangat disayangkan film gagal dibawa ke
tingkatan yang lebih tinggi. Beruntung luka di ujung ini sedikit banyak
tertutupi oleh polesan efek khusus yang tergarap baik, isian
tembang-tembang pengiring yang easy listening, jajaran pemain bermain
prima, khususnya Laudya Cynthia Bella, Rayi Putra, Hifdzi Khoir dan Ajun
Perwira yang masing-masing mencuri perhatian lewat peran yang
diembannya, serta sisipan adegan di sela-sela credit title yang
melibatkan Luna Maya. Bahkan sekalipun Tak Kemal Maka Tak Sayang kurang
mampu memberi hentakan lebih pada penyelesaiannya, film ini masih
terbilang berhasil dalam kaitannya menunaikan tugas sebagai film
senang-senang pelepas penat. Kocak dan mengasyikkan.
Rangkuman :
Banyak pendapat yang terungkap untuk film tersebut. Itu semua tergantung
penontonnya, karena mereka berhak mengeluarkan pendapat menurut hati
mereka.
0 komentar
Posting Komentar