Cerpen Usaha: Mr. Prabs

 
Mr. Prabs
Edo Danar Samudera
            Prabs,seorang pemuda berumur 16 tahun, anak seorang pengusaha kaya raya yang memiliki hobi balapan liar. Prabs adalah anak yang sangat nakal, diusianya yang masih di bawah umur dia sudah sering menghisap djarum dan balapan motor.
            Pada suatu malam Prabs dan teman-temanya sesama pembalap liar sedang nongkrong sambil menunggu giliranya untuk balapan. Tidak lama kemudian, terdengar sirine polisi yang sedang melakukan patroli keamanan malam. Mengetahui hal itu, Prabs dan teman-temannya langsung tancap gas dengan motor mereka yang sudah dirombak sedemikian rupa dan knalpot yang suaranya menusuk telinga. Tetapi polisi sudah mengetahui gerombolan Prabs dengan motor mereka, sehingga terjadilah kejar-kejaran antara polisi dan gerombolan Prabs. Karena gerombolan polisi yang lebih banyak dan motor polisi yang lebih kencang akhirnya tertangkaplah gerombolan Prabs. Setelah Prabs dan gerombolanya ditangkap, mereka diserahkan pada orang tua masing-masing.
Sesampainnya di rumah Prabs langsung dimarahi oleh ayahnya habis-habisan.
“Kamu ini,sudah berapa kali ayah bilang jangan main sama gerombolan anak nakal itu dan main-main ga jelas seperti itu” dengan nada marah Ayah Prabs memarahi Prabs karena Prabs selalu melakukan kesalahan yang sama.
“Iya pak” jawab Prabs dengan nada ngledek.
“haaaaah kamu ini!” bentak Ayah Prabs sambil menampar anak semata wayangnya itu.
“Pergi dari rumah, kamu ini cuman bisa bikin malu Ayah dan almarhum ibumu saja!” bentak Ayah tambah marah.
“Tapi Pak”jawab Prabs dengan nada melas.
“sudah, pokoknya kamu keluar, jangan kembali sebelum kamu jadi sukses” jawab Ayah.
            Seketika itu juga Prabs meninggalkan rumah hanya dengan pakaian yang ia kenakan. Prabs berjalan kaki menyusuri jalan-jalan yang sepi tanpa tau kemana dia harus pergi. Dinginnya malam yang menusuk tulang dan gelapnya malam yang membutakan mata membuat Prabs mengantuk dan membuat berjalannya jadi sempoyongan seperti layang-layang yang putus benangnya. Akhirnya Prabs tertidur di depan sebuah pabrik minyak rambut. Keesokan paginya Prabs dibangunkan oleh seorang kakek tua pegawai pabrik minyak rambut. Melihat tampang Prabs yang seperti gembel kakek tua itu merasa kasihan. Lalu kakek tua itu memberi Prabs makanan dan satu setel pakaian serta menawarkan pekerjaan sebagai pegawai pabrik minyak rambut. Tidak pikir panjang Prabs langsung menerima pekerjaan tersebut. Prabs ditempatkan di bagian pengadukan bahan-bahan pembuat minyak rambut. Pekerjanya hanya mengawasi dan mencampurkan bahan-bahan pembuat minyak rambut ke dalam mesin pengaduk.
            Sudah dua tahun berlalu Prabs bekerja di pabrik dan tinggal sendiri di kontrakan kecil. Sekarang Prabs sudah sadar, seharusnya dia menuruti perkataan Ayahnya dulu sehingga dia tidak hidup susah seperti sekarang. Sekarang hanya penyesalan yang ada di hati Prabs. Ingin sekali Prabs kembali ke rumah dan meminta maaf pada Ayahnya. Prabs tidak memiliki kebranian untuk kembali ke rumah karena dia malu hanya bisa membuat susah orang tuanya. Dia bertekad akan menjadi orang sukses dan membuat orang tuanya bangga.
Suatu siang Prabs sedang istirahat sambil makan di kantin. Prabs melihat acara TV mengenai kisah-kisah pengusaha sukses yang keluar dari pekerjaanya dan membuka usaha sendiri. Prabs pun terinspirasi dari acara tersebut dan akhirnya Prabs memustuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan membuka usaha sendiri. Dia ingin mengikuti jejak-jejak para pengusaha sukses itu dan berharap bisa beruntung seperti mereka menjadi sukses. Karena pengalamannya sebagai pegawai minyak rambut dan mengetahui bahan-bahan pembuat minyak rambut, Prabs memutuskan untuk membuka usaha minyak rambut buatannya sendiri.
Keesokan harinya Prabs membeli bahan-bahan pembuat minyak rambut dan beberapa bahan tambahan yang dia tambahkan sendiri dengan uang tabunganya yang dia miliki dari hasil bekerja di pabrik. Prabs melakukan eksperimen membuat minyak rambut miliknya sendiri selama berminggu-minggu. Setelah sekian lama bereksperimen akhirnya Prabs menemukan komposisi membuat minyak rambut yang bagus dan berkualitas. Kemudian Prabs memberi merek pada minyak rambutnya tersebut “Mr. Prabs”. Prabs menjual minyak rambutnya itu ke toko-toko dan tempat potong rambut. Setelah sekian lama Prabs menjual produknya, Mr. Prabs mulai terkenal dan banyak peminatnya. Banyak pesanan berdatangan dari toto-toko besar dan tempat cukur terkenal yang memesan Mr. Prabs dalam jumlah banyak. Akhirnya usaha Prabs menjadi besar dan sukses. Setelah beberapa tahun kini pabrik Mr.Prabs sudah memiliki banyak cabang di pelosok negeri.
Sekarang Prabs sudah menjadi orang sukses, saat ini keinginanya hanya kembali ke rumah dan meminta maaf kepada Ayahnya. Sesampainya di depan rumah, Prabs bingung karena rumahnya terlihat seperti rumah kosong yang mengerikan. Kemudian salah seorang tetangganya menghampiri Prabs dan memberi kabar yang kurang baik pada Prabs. Ternyata Ayah Prabs telah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan mobil saat sedang mencari Prabs, anaknya yang pergi dari rumah. Mendengar hal itu Prabs seperti mendapat pukulan keras, dia menangis menyesal penuh sesak. Padahal Prabs belum sempat meminta maaf pada Ayahnya itu dan belum sempat membahagiakan orang tuanya. Sekarang hanya perasaan menyesal dan sedih yang ada di hati Prabs.  Prabs menyesal dahulu dia tidak berbuat baik pada orang tuanya saat masih hidup.

0 komentar

Posting Komentar