Cerpen Lucu: Aku Mulai Panik


Cerpen Karangan: Hendri Setiadi

Oke sebelum gue cerita tentang hal yang gak penting ini gue mau ngenalin diri gue dulu, ya siapa tahu aja ada cewek jomblo yang kepincut dengan nama gue. Nama gue Hendri setiadi, kalian bisa panggil gue Henz dan gue bukan teroris apalagi Ariel!! Gue cuma lagi ngejalanin misi gue sebagai seorang jomblo, oke itu gak penting. Lanjut ke cerita.
Kisah ini berawal ketika gue kerja di CV milik saudara gue di Cikarang. Gue bekerja sebagai QC. Dan waktu itu gue ditugasin untuk ngerepair di salah satu perusahaan Korea di kawasan Hyundai Cikarang. Awalnya sih gue males banget kerja di sana, selain karena gue harus bangun pagi yang otomatis gue juga harus mandi pagi, dan itu hal yang paling gue takutin, bangun dan mandi pagi menurut gue itu horor banget, apalagi peraturannya yang seolah-olah merenggut kebebasan gue sebagai warga negara.
Hari pertama masuk kerja gue ngerasa masuk ke dalam dunia lain dimana makhluk-makhluk di sana begitu horor lebih horor dari malam jumat, mereka sok sibuk sampai gak ada yang peduli dengan kehadiran sosok pria tampan dan menawan (dibaca gue), jujur gue ngerasa gak dihargain (ini gak adil Tuhan), dalam otak gue seharusnya mereka bertanya siapa nama gue terus salaman atau minta foto bareng.
“Dasar makhluk-makhluk astral” gumam gue dalam hati.

Setelah itu gue menyusuri jalan kecil di tengah tumpukan palet-palet yang ada di pabrik ditemani oleh cewek aneh yang mengaku kalau dirinya titisan manohara, iya sih gue akuin dia itu cantik dan seksi tapi sayang otaknya korslet dia bernama Avrilia (sampai sekarang gue bingung harus manggil dia Avril atau lia), dia membawa gue ke sebuah ruangan yang berisi bok-bok kardus dan barang-barang sisa lainnya yang udah gak kepakai (dibaca limbah) dan gue baru sadar kalau ini adalah gudang yang dihuni oleh 3 orang mahluk astral. Gila dalam pikaran gue, gue dibawa ke gudang sama cewek yang baru gue kenal, jangan-jangan dia mau ngapa-ngapain gue, yes hati gue bersorak.
“Heh kenapa lo senyam-senyum kayak gitu?” tanya si Avrilia yang ngaku titisan manohara tadi. Gue kaget dalam hati, (gila jangan-jangan dia bisa baca pikiran gue)
“Kok lo malah diem?” Tanya dia lagi.
“Nggak kok gak kenapa-kenapa,” jawab gue sekenanya.
Terus dia ngasih tahu apa aja yang harus gue kerjain, setelah gue ngerti kemudian cewek itu kembali ke habitatnya. Gue pun mulai bekerja.

Ketika gue lagi asyik dengan kerjaan gue, tiba-tiba ada suara lembut yang berkata.
“hey dari CV mana?” suara itu terdengar oleh telinga gue dan disampaikan kepada otak gue sehingga secara refleks gue menoleh ke sumber suara tersebut.
Gila gue kaget ternyata suaranya berasal dari sosok perempuan yang berparas manis, berkulit putih, bertubuh langsing, dengan jilbab yang menutupi wajahnya (eh bukan, bukan wajahnya tapi kepalanya).

Gue heran kok di tempat horor seperti ini ada makhluk cantik seperti itu, gue diem terheran-heran. Gue gak bisa ngomong apa-apa, itulah kebodohan gue ketika melihat cewek cantik, gue selalu mati gaya seperti mumi di jaman fir’aun gue cuma diem bengong kemudian pingsan. Dia pun mendekati gue, mampus dalam hati gue berkata gimana ini gimana kalau dia nanya, harus gimana sumpah gue grogi, dia makin dekat gue makin panik, ingin rasanya gue pura-pura mati.
Tiba-tiba dia bilang, “kamu kok pucet?”
Gue cuma jawab hehe.. Dia pun kembali ke tempat duduknya mungkin dalam hatinya dia berkata, “dasar cowok aneh,” oh iyah dia adalah karyawan yang bertugas di gudang tempat gue kerja namanya Naura dia orang Palembang yang terdampar di pulau jawa tepatnya di Cikarang Bekasi. Itu kabar baik buat gue dengan kehadiran cewek itu gue jadi bersemangat kerja.

Setelah beberapa hari gue mulai memberanikan diri untuk ngajak dia ngobrol nanya-nanya tentang dia dengan pertanyaan bodoh dan segala kepanikan gue, seperti saat gue bertanya “eh kamu kalau makan suka dikunyah dulu gak? atau kamu kalau makan ngunyahnya berapa kali?”
“Terus kalau kamu jadi Power Ranger kamu mau jadi Ranger warna apa?”
Sumpah itu pertanyaan terbodoh yang pernah gue tanyain kepada seorang cewek, tapi dia sepertinya asyik-asyik aja dan kayaknya dia ngerasa terhibur oleh pertanyaan bodoh gue. Dari situ gue mulai deket sama dia, apalagi setelah gue dapet nomor sama alamat fb dia, hubungan kita jadi makin akrab. Dan gue makin betah kerja di sana.

Setelah beberapa hari berlalu gue memberanikan diri untuk ngajakin dia jalan. Waktu itu tepatnya hari sabtu setelah gue smsan sama dia (gue gak pernah nelpon dia, bukan karena grogi tapi gue tipe cowok yang sayang banget sama yang namanya pulsa). Setelah mengumpulkan energi dan nyali gue pun mengetik.
“Ra ntar malem kita jalan yuk?” dengan tangan gemeteran gue pun ngirim tuh sms.
Beberapa menit kemudian dia membalas, “apa gak salah kamu ngajak aku jalan?”
Gila gue panik apa maksud dari sms ini, dia mau atau tidak gue bingung tapi masa sih dia mau nolak ajakan gue, secara gue kan tampan kata Nenek gue yang udah rabun stadium akhir katanya sih gue gak jauh beda sama Ariel Noah.

Tanpa pikir panjang terus gue bales lagi, “iya Ra seriusan masa bohong, kamu mau gak?”
Dia bales lagi, “iya deh percaya, hmm iya aku mau kok, ntar jemput aja yah.”
A*jrit setelah baca sms itu gue hampir kena serangan jantung saking senengnya. Bener kan kata gue, gak akan ada cewek yang nolak kencan sama gue, hehe.

Malam minggu pun tiba pukul 18:45 wib gue bersiap jemput dia dengan motor gue, gue pun berangkat. Sesampainya di kontrakan dia di daerah Lippo Cikarang deket tempat kita kerja, gue nunggu di depan gang, gue sms dia.
“Ra aku udah nyampe gang depan, kamu ke sini dong aku gak tahu kontrakan kamu”
Dia membalas, “oke,” dua kata yang penuh makna.

Beberapa menit kemudian dia datang dengan senyum yang menawan dan tanpa mengenakan jilbab, ini kali pertama gue ngelihat rambut dia yang hitam panjang dan terurai lembut mirip rambut yang ada di iklan shampo. Aaah jantung gue gak bisa dikontrol lagi gue gemeteran, dengan terbata gue bilang, “sumpah Ra kamu cantik banget”
Dia hanya tersenyum dan bilang, “dasar gombal.”
“Kita jalan kemana nih?” Tanya dia.
“Kita lihat yang ngamen yuk di pasimal?” Jawab gue, sumpah ini gak elit banget tapi gak apa-apalah toh dia juga seneng dan kayaknya dia juga suka sama gue, jadi dia pasrah aja mau dibawa kemana pun juga.
kita pun brangkat, di jalan kita sempet ngobrol dikit karena mau ngobrol banyak juga percuma suaranya ketebak angin jadi gak kedengeran.

Setelah sampai ke tempat tujuan gue bawa dia ke minimarket untuk beli minuman terus kita duduk di atas rumput tempat pengamen dan banci-banci mencari nafkah. Gue mulai ngobrol, curhat-curhatan dari hal yang gak penting sampe hal yang intim, dan saat itu gue jadi tahu asal mula dia, pengamen pun datang silih berganti dari yang nyanyi lagu romantis sampe bencong yang nari str*ptis di depan gue, a*jir itu horor, tapi dia malah senang dan ketawa-ketawa ketika ada banci yang godain gue. Pokoknya malam itu romantis banget deh buat gue, gak tahu sih kalau menurut dia.
Malam pun semakin larut gue ngajak dia jalan menyusuri pertokoan yang ada di sana, saat gue perhatiin dari bahasa tubuhnya gue yakin kalau dia kedinginan karena waktu dia gak pake jaket, dan dengan penuh perhatian gue buka jaket gue lalu gue kasih ke dia sambil bilang kamu kedinginan yah nih pake jaketku (adegannya kayak di drama korea yang romantis itu), dia tersenyum dan berkata, “ih kamu perhatian banget sih,” seperti biasa gue cuma jawab “hehe,”
Terus dia bilang lagi “kamu gak takut masuk angin jaketnya dikasih ke aku?”
“aku gak apa-apa masuk angin juga asal jangan kamu aja” jawaban yang simple dari gue, tapi entah kenapa dia malah tersanjung, matanya berbinar-binar dan mulutnya melontarkan kata-kata.
“kenapa?”
“Hah?” jawab gue bingung.
“iya kenapa kamu rela sakit demi aku?”
Gue diem dan tanpa gue sadari gue bilang ke dia,
“iyah aku rela ngelakuin apapun demi orang yang aku sayang.” Dia kemudian diem, bengong dan bilang,
“apaaa kamu bilang apa barusan?” dia meminta gue mengulangi kata-kata gue.

Mampus apa yang harus gue lakuin, gue belum siap kalau harus bilang sayang sama dia, tapi dia maksa, akhirnya dengan jantung yang berdetak gak beraturan dan tempo yang acak-acakan gue pun bilang, “iyah Ra sebenernya selama ini aku sayang banget sama kamu, aku cinta kamu Ra.”
Ah gila gue beneran panik.
“Jadi kamu nembak aku?” tanya dia.
Duaarr!!! gue serasa disambar petir, gue benci saat-saat seperti ini, gue benci ketika harus bilang cinta sama cewek, gue benci kenapa harus cowok yang nembak cewek, dan terlintas dalam benak gue untuk berubah jadi cewek.

Setelah menghela napas panjang gue bilang, “iyah Ra, kamu sayang gak sama aku, kamu mau gak jadi pacar aku?”
Saat ini gue cuma berharap semoga izroil jemput gue sekarang. Mendengar kata-kata gue barusan, dia tersenyum tatapannya sayu dan menyejukkan hati gue yang dilanda kepanikan.
Tiba-tiba dia bilang, “iyah aku juga sayang sama kamu, aku mau kok jadi pacar kamu.”
Wow dalam hati gue bersorak, rasa panik pun hilang entah ke mana. Akhirnya cewek yang selama ini membuat gue panik sekarang telah resmi jadi pacar gue.

Karena waktu sudah terlalu larut gue mengajak dia pulang, gue pun naek angkot untuk nganterin dia, sepanjang jalan gue terus ngobrol panjang lebar kali alas kali tinggi, tapi entah kenapa perasaan gue malah gak enak dan ngerasa ada yang kurang, tapi karena lagi bahagia gue gak peduli akan hal itu, setelah nyampe, gue dan dia turun dari angkot dan jalan menuju kontrakan dia, dalam perjalan gue baru sadar satu hal.
“Tadi gue jemput dia pake motor kenapa pas nganterin pulang jadi naek angkot?” Di situ timbul pertanyaan besar.
“Motor.. Motor gue manaa motor guee?!”

Gue panik sepanik-paniknya dan dia pun ikutan panik, gue kejang-kejang, dia bingung, dia diem, mungkin dia sadar dia baru saja jadian dengan makhluk aneh yang pikun dan panikan, apakah dia menyesal? ah gue gak peduli yang ada dalam otak gue cuman “Motor gue manaa?!”
Setelah beberapa lama dia mencoba menenangkan gue, dan bilang “mungkin motor kamu ketinggalan di pasimal, tadi kan kita pulang naek angkot.” Oh gila kenapa gue bisa sebego itu.
“kita balik lagi ke sana” ajak dia ke gue.
“nggak Ra ini sudah tengah malam kamu pulang aja biar aku yang nyari ke sana” dia cuma diem dan meraba pipi gue kemudian menciumnya sambil berkata.
“kamu hati-hati ya,” so sweet.
Tanpa basa-basi gue lari menuju pasimal ninggalin dia.

Sekedar info: jarak lippo ke pasimal cukup untuk melumpuhkan kaki orang dewasa jika ditempuh dengan cara berlari!!
Sambil ngos-ngosan gue terus berlari, di tengah perjalan gue mendengar bisikan gaib.
“woy lo bego banget kenapa lo gak naek ojeg sih.”
Gue kemudian berhenti dan berkata, “oh iya ojeg, ojeg di mana kau toloong ojeg toloong!” pucuk dicinta ojeg pun datang menghampiri, selama perjalan gue diliputi rasa panik. Sampai akhirnya gue tiba di pasimal.

Masih dalam keadaan panik gue menuju ke tempat motor gue diparkir. Apa yang terjadi ternyata motor gue lagi diem merana sendirian, mungkin dia frustasi karena ditinggal majikannya, gue langsung berlari menghampiri motor gue, gue peluk dia, gue cium dia, ah pokonya romantis abis. Setelah gue mulai tenang gue memutuskan untuk menikahinya, eh nggak maksud gue untuk pulang, tapi apa yang terjadi, kepanikan kembali terulang, gue ngeraba-raba badan gue sambil teriak “Kunci?? Kunci mana kunci?!”
A*jrit gue panik abis, dalam kepanikan gue berusaha flashback ke awal dimana gue dan si Naura turun dari motor, akhirnya gue ingat tadi kuncinya gue masukin ke dalam kantong jaket gue, dan kenyataan terpahit yang gue terima adalah, “Jaket gue masih berada sama si Naura.”
Oh Tuhan cobaan apa lagi yang kau berikan.

Tiba-tiba langit terasa runtuh dan menimpa kepala gue, gue pun pingsan. Dan sampai cerita ini ditulis gue masih dalam keadaan gak sadarkan diri.
Tamat
Cerpen Karangan: Hendri Setiadi

0 komentar

Posting Komentar