Pada mulanya para pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon Portugis. Semenjak Belanda lepas dari penjajahan Spanyol dan pada tahun 1580 Raja
Philip dari Spanyol berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis
akibatnya Belanda tidak bisa mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang
dikuasai Spanyol, hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan
penjelajahan samudera untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.
Pada tahun 1594 Claudius berhasil menemukan kunci rahasia pelayaran ke timur jauh dan menyusun peta yang disebut India barat dan India timur. Dan pada 1595 seorang Belanda yang bernama Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di pulau Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah.
Pada 1595 Cornelis de Houtman dan de Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju nusantara menempuh rute Belanda-pantai barat afrika-tanjung harapan-samudera hindia-selat sunda-Banten. Pada Juni 1596 berhasil berlabuh di Banten. Kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang, akan tetapi timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis yang disebabkan sikap Cornelis yang kaku dalam perdagangan, dia hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen. Cornelis pulang dengan sedikit rempah-rempah, walau demikian ia disambut gegap gempita oleh masyarakat Belanda.
Pada 28 November 1598 rombongan baru dari Belanda yang dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Wybrecht van wearwick dengan 8 buah kapal tiba di Banten, pada saat itu hubungan Banten dan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten tiga buah kapalnya penuh dengan muatan dan dikirim ke negeri Balanda. Lima buah kapal lainnya menuju Maluku. Di Maluku Belanda diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.
Pada tahun 1594 Claudius berhasil menemukan kunci rahasia pelayaran ke timur jauh dan menyusun peta yang disebut India barat dan India timur. Dan pada 1595 seorang Belanda yang bernama Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di pulau Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah.
Pada 1595 Cornelis de Houtman dan de Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju nusantara menempuh rute Belanda-pantai barat afrika-tanjung harapan-samudera hindia-selat sunda-Banten. Pada Juni 1596 berhasil berlabuh di Banten. Kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang, akan tetapi timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis yang disebabkan sikap Cornelis yang kaku dalam perdagangan, dia hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen. Cornelis pulang dengan sedikit rempah-rempah, walau demikian ia disambut gegap gempita oleh masyarakat Belanda.
Pada 28 November 1598 rombongan baru dari Belanda yang dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Wybrecht van wearwick dengan 8 buah kapal tiba di Banten, pada saat itu hubungan Banten dan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten tiga buah kapalnya penuh dengan muatan dan dikirim ke negeri Balanda. Lima buah kapal lainnya menuju Maluku. Di Maluku Belanda diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.
0 komentar
Posting Komentar